Minggu, 18 Oktober 2009

Nusyirwan Klaim Didukung PAC

SAMARINDA, - Nusyirwan Ismail resmi melamar PDIP sebagai bakal calon (balon) Walikota dalam Pemilihan Walikota (Pilwali) Samarinda 2010, Jumat (16/10) sore. Resminya ia ditandai dengan pengembalian formulir dan berkas balon cawali, sekaligus menyerahkan uang pendaftaran Rp 50 juta.

Nusyirwan tiba di sekretariat partai dengan ikon warna merah tersebut sekitar pukul 15.00 wita. Didampingi isteri dan ratusan massa pendukungnya, Nusyirwan berangkat dari rumah pribadinya di Jl Basuki Rahmat dan diiringi arak-arakan sekitar sepuluh mobil.

Uniknya, diantara iring-iringan massa pendukung Nusyirwan tersebut, terdapat enam Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP Samarinda yang datang lengkap dengan pakaian PAC PDIP daerah mereka masing-masing, yakni PAC Samarinda Ilir, Samarinda Ulu, Samarinda Seberang, Samarinda Utara, Sei Kunjang dan Palaran.

Kedatangan Nusyirwan yang masih tercatat sebagai Kepala Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim, disambut Wakil Ketua DPC PDIP Samarinda Mas'ud Syahid, Sekretaris Blasius Watu dan Wakil Sekretaris Suyanto Untung.

"Alhamdulillah, anda (Tribun, red) bisa lihat sendiri, mereka PAC di enam kecamatan Kota Samarinda ini turut mendampingi saya mendaftar. Artinya bukan hanya mendampingi, tapi dukungan mereka terhadap saya sudah sangat jelas, agar nantinya DPC PDIP Samarinda mengusung saya sebagai Cawali," kata Nusyirwan yang ditemui usai mendaftar dan menyerahkan berkas pencalonan dirinya.

Menurutnya, dirinya pernah diusung oleh PDIP pada saat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2008 lalu. Modal ikatan emosional dan komitmen sebagai Calon Gubernur (Cagub) tersebut, adalah utama sehingga kembali memilih PDIP dalam Pilwali 2010 mendatang.

"Insya Allah saya sudah lumayan faham dengan PDIP. Dan terus terang juga saya katakan, saya ini adalah simpatisan PDIP, tapi karena saya masih berstatus PNS, maka simpatisan tersebut hanya bisa saya aplikasikan diluar struktur, tapi kalau juga boleh sesumbar, dada saya ini kalau dibelah, warnanya pasti merah, karena ikatan emosional dan kecintaan saya dengan PDIP sejak dulu," ujarnya dengan tegas.

Sementara itu berselang beberapa menit Nusyirwan usai mendaftar, salah satu bakal Calon Wakil Walikota (Cawawali) Hamka Halek juga diterima panitia pendaftaran PDIP. Asisten I Setkot Samarinda tersebut mendaftarkan diri secara sebagai bakal Calon Wakil Walikota (Cawawali) PDIP. "Yang jelas berkas semua calon kami terimakan, bagaimana proses selanjutnya tetap melalui mekanisme partai," kata Suyanto Untung, Wakil Sekretaris DPC PDIP Samarinda. (aid)

Diputuskan Rakercabsus


KLAIM dukungan dan pendampingan yang dilakukan oleh enam PAC PDIP Kota Samarinda terhadap Nusyirwan Ismail ketika mendaftar, menurut Wakil Ketua DPC PDIP Samarinda Mas'ud Syahid hal yang wajar dilakukan. Sebab keputusan final siapa yang akan diusung oleh PDIP dalam Pilwali 2010 mendatang adalah hasil Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus).

"Silahkan saja, karena hal itu haknya PAC. Barangkali juga nanti ada calon lain yang minta didampingi PAC PDIP, kami persilahkan juga. Tapi perlu diingat, bahwa keputusan final siapa yang akan diusung adalah dari Rakercabsus yang dalam waktu dekat sudah kami jadwalkan untuk dilaksanakan," kata Mas'ud, Jumat (16/10).

Ditambahkan Sekretaris DPC PDIP Samarinda Blasius Watu, Nusyirwan memang salah satu sosok Cawali yang selama ini rajin melakukan sosialisasi ke masyarakat, sehingga wajar jikalau mendaftar resmi ke PDIP banyak yang mendampingi termasuk PAC PDIP sendiri.

"Sama seperti yang diungkapkan Pak Mas'ud. Keputusan finalnya siapa yang diusung PDIP Samarinda, adalah nanti di Rakercabsus. Silahkan siapa saja PAC ataupun pengurus internal DPC PDIP mendampingi calon yang akan mendaftar, saya fikir itu adalah hal yang wajar dilakukan siapapun," tambahnya. (aid)

sumber : Tribun Kaltim

Jumat, 19 Juni 2009

10 Program Pokok Nusa Kesuma



  1. Penanggulangan Banjir dan Penataan Tepian Mahakam dan Karang Mumus
  2. Pembangunan dan Peningkatan Infrastruktur (Jalan, Jembatan, Pelabuhan, Bandara, Terminal Angkutan) Ketersediaan Listrik dan Air Bersih
  3. Sukses Wajib Belajar 12 Tahun
  4. Perilaku Hidup Bersih dan Pengobatan Gratis Bagi Warga Tidak Mampu
  5. Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama, Perbaikan Sarana Ibadah, dan Peningkatan Insentif Petugas Rumah Ibadah
  6. Pemberdayaan Perempuan dan Peningkatan Potensi Pemuda dan Olahraga
  7. Peningkatan Investasi, Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan, Pembangunan Pertanian dan Penanggulangan Pengangguran
  8. Penataan dan Pembangunan Pasar Tradisional dan Pemberdayaan PKL
  9. Pemerintahan Bersih dan Akuntabel, Pelayanan Prima, dan Peningkatan Kesejahteraan PNS, Guru, Tenaga Kesehatan, TNI, Polri serta Peningkatan Insentif Ketua RT
  10. Penataan Kota Samarinda Yang Bersih, Indah, Tertib, Aman dan Ramah Lingkungan sebagai Kota Jasa, Perdagangan, Industri, Pariwisata, Pendidikan dan Olahraga

Jumat, 24 April 2009

Banjir

BANJIR
Adalah peristiwa alam berupa limpasan dan genangan air yang disebabkan karena palung sungai tidak mampu menampung aliran sungai sehingga meluap menggenangi daerah (dataran banjir) sekitarnya.

FAKTOR FAKTOR PENYEBAB BANJIR
• Curah hujan dgn intensitas tinggi dan lama, terjadi pada daerah yang luas
• Menurunnya fungsi DAS di bagian hulu sbg daerah resapan air
• Menyempitnya palung sungai krn berbagai sebab
• Air Sungai pasang yang menyebabkan efek back water

FAKTOR FAKTOR LAINNYA
• Kemampuan DAS utk meresapkan air/menahan air hujan semakin berkurang
• Kemampuan prasarana/sarana pengendali banjir yg ada masih sangat terbatas
• Kemampuan Pemerintah utk membangun prasarana sarana pengendali banjir
Masih sangat terbatas
• Dampak “global climate change”
• Perilaku masyarakat yang tidak kondusif

DAMPAK DAN PENANGANANNYA

Banjir berdampak NASIONAL, mengganggu fungsi jalan nasional, bandara internasional dan nasional, sentra produksi pangan nasional, kawasan industri dan perdagangan skala besar, kawasan strategis nasional lainnya.
Tangung jawab : Pemerintah Pusat

Banjir berdampak REGIONAL, mengganggu fungsi jalan propinsi, bandara nasional/lokal, sentra produksi pangan propinsi/lokal, kawasan industri dan perdagangan skala sedang, kawasan strategis propinsi lainnya
Tanggung jawab : Pemerintah Propinsi

Banjir berdampak LOKAL, yang mengganggu fungsi jalan kab/kota, bandara lokal, jalan kereta api lintas, sentra produksi pangan lokal, kawasan industri dan perdagangan skala kecil, kawasan strategis kab/kota lainnya
Tanggung jawab : Pem. Kab/Kota

DRAINASE PERKOTAAN
• Mencakup pengelolaan pengaliran air limpasan (“run off”) yang berasal dari hujan yang jatuh pada daerah perkotaan kedalam sistem pembuang/drainase
• Fasilitas waduk retensi/penampung dan pompa drainase adalah bagian dari drainase
Banjir dan Drainase Perkotaan

Drainase Perkotaan berkembang menjadi :
Pembuangan air limbah (“waste water”) yang berupa buangan air dari daerah perumahan dan permukiman, dari daerah industri dan kegiatan usaha lainnya, dari badan jalan dan perkerasan permukaan, serta penyaluran kelebihan air baik air hujan, air kotor maupun air lebih lainnya Sistem Drainase Mikro adalah jaringan drainase yang melayani suatu kawasan perkotaan yang telah terbangun seperti perumahan, kawasan perdagangan, industri, pasar atau komplek pertokoan.
Sistem Drainase Makro adalah jaringan drainase yang mengumpulkan air buangan dari jaringan drainase mikro dan menyalurkannya ke sistem pembuang alamiah terdekat seperti sungai. sungai, danau, dan laut akibat hujan

KEBIJAKAN KOMPREHENSIF PENANGANAN BANJIR
Penanganan banjir dilakukan dengan pendekatan secara komprehensif melalui penataan ruang dalam satu kesatuan konsep Wilayah Sungai dari hulu ke hilir tidak saja penyediaan prasarana pengendalian banjir tetapi juga upaya upaya non struktural dan prasarana pendukung lainnya seperti drainase makro dan mikro, manajemen persampahan, dsb.

Kebijakan Komprehensif
• Penataan Ruang Penataan
• Pengembangan Sumber Daya Air
• Pengembangan Prasarana Perkotaan
• Pengembangan Perumahan dan Permukiman

Penataan Ruang
Ada 4 (empat) prinsip pokok penataan ruang dalam rangka penanganan banjir:
(a) holistik dan terpadu,
(b) keseimbangan kawasan hulu dan hilir,
(c) keterpaduan penanganan secara lintas sektor dan lintas wilayah,
(d) pelibatan peran serta masyarakat

Pengembangan Sumber Daya Air
Pengendalian banjir dilakukan berdasar konsep pengelolaan sumber daya air secara utuh dalam kesatuan wilayah sungai dari hulu sampai hilir melalui pendekatan “ Satu Sungai, Satu Rencana, dan Satu Pengelolaan Terpadu” dan Satu Pengelolaan Terpadu”
Satu Sungai : merupakan kesatuan wilayah hidrologis tanpa dipisahkan oleh batas wilayah administrasi
Satu Rencana : terpadu (“integrated”) dan bertujuan multi sektor, menyeluruh, berkelanjutan, dan diterima masyarakat
Satu Sistem Pengelolaan : yang terkoordinasikan sehingga menjamin keterpaduan kebijakan, strategi dan perencanaan pengelolaan dari hulu sampai ke hilir

Pengembangan Prasarana Perkotaan
• Meliputi jaringan drainase, prasarana pengelolaan air limbah, pengelolaa persampahan, penyediaan air bersih, jalan kota, dan utilitas lainnya.
• Dikembangkan untuk mendukung fungsi kota sesuai dengan arahan sistem perkotaan nasional
• Dikembangkan secara terpadu sehingga sinergis melayani kegiatan sosial ekonomi dan mendukung pelestarian lingkungan
• Sinkronisasi dengan pembangunan prasarana wilayah seperti jalan, jaringan sungai (sistem makro/pengendalian banjir) serta perdesaan sekitarnya

Pengembangan Perumahan dan Permukiman Permukiman
Pengendalian pemanfaatan ruang sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Program Pembangunan Perumahan dan Permukiman melalui penyiapan rumah susun sewa dan relokasi/penataan kembali permukiman disepanjang bantaran sungai, serta pengendalian kawasan permukiman skala besar di daerah rawan banjir skala besar

STRATEGI PEMBIAYAAN
• Bantuan pembiayaan dari Pemerintah Pusat diperlukan sebagai stimulus
• Pembiayaan dari Pemerintah Pusat harus diikuti alokasi dana dari Pemerintah propinsi
• Pembiayaan dari Pemerintah Kota yang disesuikan dengan kemampuan keuangan daerah.

Kamis, 02 April 2009

Sejarah Kota Samarinda




Pada saat pecah perang Gowa, pasukan Belanda di bawah Laksamana Speelman memimpin angkatan laut menyerang Makasar dari laut, sedangkan Arupalaka yang membantu Belanda menyerang dari daratan. Akhirnya Kerajaan Gowa dapat dikalahkan dan Sultan Hasanudin terpaksa menandatangani perjanjian yang dikenal dengan " PERJANJIAN BONGAJA" pada tanggal 18 Nopember 1667.



Sebagian orang-orang Bugis Wajo dari kerajaan Gowa yang tidak mau tunduk dan patuh terhadap isi perjanjian Bongaja tersebut, mereka tetap meneruskan perjuangan dan perlawanan secara gerilya melawan Belanda dan ada pula yang hijrah ke pulau-pulau lainnya diantaranya ada yang hijrah ke daerah kerajaan Kutai, yaitu rombongan yang dipimpin oleh Lamohang Daeng Mangkona (bergelar Pua Ado yang pertama). Kedatangan orang-orang Bugis Wajo dari Kerajan Gowa itu diterima dengan baik oleh Sultan Kutai.



Atas kesepakatan dan perjanjian, oleh Raja Kutai rombongan tersebut diberikan lokasi sekitar kampung melantai, suatu daerah dataran rendah yang baik untuk usaha Pertanian, Perikanan dan Perdagangan. Sesuai dengan perjanjian bahwa orang-orang Bugis Wajo harus membantu segala kepentingan Raja Kutai, terutama didalam menghadapi musuh.



Semua rombongan tersebut memilih daerah sekitar muara Karang Mumus (daerah Selili seberang) tetapi daerah ini menimbulkan kesulitan didalam pelayaran karena daerah yang berarus putar (berulak) dengan banyak kotoran sungai. Selain itu dengan latar belakang gunung-gunung (Gunung Selili).



Dengan rumah rakit yang berada di atas air, harus sama tinggi antara rumah satu dengan yang lainnya, melambangkan tidak ada perbedaan derajat apakah bangsawan atau tidak, semua "sama" derajatnya dengan lokasi yang berada di sekitar muara sungai yang berulak, dan di kiri kanan sungai daratan atau "rendah". Diperkirakan dari istilah inilah lokasi pemukiman baru tersebut dinamakan SAMARENDA atau lama-kelamaan ejaan "SAMARINDA".



Orang-orang Bugis Wajo ini bermukim di Samarinda pada permulaan tahun 1668 atau tepatnya pada bulan Januari 1668 yang dijadikan patokan untuk menetapkan hari jadi kota Samarinda. Telah ditetapkan pada peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda Nomor: 1 tahun 1988 tanggal 21 Januari 1988, pasal 1 berbunyi "Hari Jadi Kota Samarinda ditetapkan pada tanggal 21 Januari 1668 M, bertepatan dengan tanggal 5 Sya'ban 1078 H" penetapan ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan hari jadi kota Samarinda ke 320 pada tanggal 21 Januari 1980.




sumber : samarindakota.go.id

Visi, Misi dan Wawasan Kota Samarinda


VISI :

Samarinda sebagai Kota Jasa, Industri, Perdagangan dan Pemukiman yang berwawasan lingkungan.
MISI :

Meningkatkan fasilitas dan Utilitas penunjang sektor jasa, industri, perdaganan dan pemukiman Mencari alternatif komonditi baru untuk pengembangan komonditi ekspor Mengembangkan suberdaya manusia yang mengarah pada profesionalisme Meningkatkan peran serta perbankan dan lembaga keuangan lainnya termasuk koperasi untuk mendukung sektor jasa, industri dan pemukiman yang terkait dengan sektor lainnya.
STRATEGI :

Mengoptimalkan potensi sumberdaya alam yang belum digali bagi kepentingan pembangunan. Mengoptimalkan potensi sumberdaya manusia yang ada. Mengoptimalkan potensi kelembagaan yang ada Mengurangi atau menghilangkan dampak lingkungan.
MOTTO :

Samarinda Kota TEPIAN (Teduh, Rapi, Aman dan Nyaman)TEDUH : Teduh berarti kota Samarinda ini diharapkan dapat memeberikan pengayoman pada setiap warganya dalam berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan jasmani maupun rohani, secara adil dan merata. Selain itu secara fisik diharapkan kota Samarinda akan ditanami pohon-pohon rindang sehingga kota menjadi teduh dn nyajaman.RAPI : Mengandung makna tertib indah dan bersih dimana terwujud ketertiban yang tercermin dari sikap hidup warga kota dan aparat pemerintah yang mematuhi sebagai peraturan yang berlaku serta tergambar dari wajah kotanya yang bersih, tertata dengan baik dan indah.AMAN : Berarti tercipta nya suatu kondisi dimana setiap warga kota merasa bebas dari ancaman rasa takut dan aman lahir batin.NYAMAN : Berarti suatu keadan yang memberikan suasana nyaman dan rasa syukur dari setiap warga kota sehingan menimbulkan rasa gairah masyarakat untuk berbuat dan berpartisipasi dalam pembangunan. Untuk mencapai Samarinda kota "TEPIAN". Pemerintahan kota madya merencanakan berbagai program yang dilaksanakan secara bertahap dan terpadu setiap tahun anggaran, seperti APBN, APBD II, Bantuan Luar Negeri serta partisipasi pihak swasta.
Diantara program tersebuat antara lain:

- Program Penyediaan Air Bersih.

- Program Perbaikan Sistem Pembuangan Air Hujan ( Drainase )

- Program Pembuangan Air Limbah

- Program Perbaikan Sistem Persampahan

- Program Penyuluhan dan Perintisan Perbaikan Perumahan Rakyat

- Program Pengadaan dan Penataan Perumahan di Kota

- Program Tata Ruang Kota

- Program Perbaikan Prasarana Jalan Kota

- Program Pengendalian Banjir ( Flood Control )
Dilihat dari arti, makna dan program-program yang telah dilaksanakan dan akan terus dilaksanakan, maka kota Samarinda sebagai kota " TEPIAN" adalah dalamnya berisi program-program pembangunan yang harus dilaksanakan oleh pemerintah bersama-sama dengan masyarakat. Betapapun besarnya usaha pemerintah menjadikan kota Samarinda kota yang Teduh, Rapi, Aman dan Nyaman, tidak akan tercapai tanpa adanya partisipasi penuh dari masarakat.


sumber : samarindakota.go.id

Rabu, 01 April 2009

Pantaskah Jadi Walikota Samarinda 2010-2015 ?

Nama Ir. H. Nusyirwan Ismail kembali disebut sebut sebagai salah satu bakal calon Walikota Samarinda periode 2010-2015. Beberapa elemen masyarakat pun mulai gencar menyatakan dukungan kepada Nusyirwan untuk maju dalam persaingan menjadi orang nomor satu di Kota Samarinda ini. Dari hari ke hari dukungan terhadap Nusyirwan terus bertambah. Namun, Nusyirwan sendiri belum menentukan sikapnya apakah akan maju dalam Pilwali Samarinda itu. “Kalau aspirasi masyarakat kuat dan dominan menginginkan saya sebagai calon walikota, maka saya akan pertimbangkan secara seksama untuk maju. Saya menganggap keterpanggilan saya bukan karena jabatan tapi pengabdian bagi kepentingan masyarakat Samarinda”(tribunkaltim, 9 maret 2009). Nah, melalui forum diskusi ini, kami ingin meminta tanggapan, masukan serta penilaian anda warga kota Samarinda, pantaskah Nusyirwan Ismail maju dalam pemilihan Walikota Samarinda tahun 2010 mendatang ?